Untuk,
Gadis di tepi balkon
Mereka bilang, kamu adalah orang yang misterius dan sulit untuk dipahami. Padahal, seberapa sulit untuk bisa memahami seorang gadis? Toh dengan mengirimu pesan saja, kamu sudah bahagia. Hal-hal sederhana seperti perhatian-perhatian kecil, pesan-pesan singkat, dan percakapan-percakapan sederhana saja sudah membuatmu mampu menjadikan mereka prioritas utama di atas segalamya.
Apakah dengan jarak, perhatian, pesan, dan bahkan dialog-dialog itu menjadi mahal? Sulit? Apakah harga waktu sebegitu besarnya?
Itu ‘kan yang kamu pikirkan?
Kamu yang kesepian, kamu yang sering kali duduk di lantai balkon dengan sepasang telinga tersumbat earset dengan lagu-lagu di ponselmu. Sebenarmya kamu tidak membutuhkan musik, bukan? Yang kamu butuhkan adalah suara orang-orang ‘kan?
Kamu bahkan memutar rekaman suara mereka hanya untuk mendengar dialog-dialog itu.
Menyedihkan.
Bukankah seorang gadis memang tidak terlalu mampu berterus terang? Gadis-gadis itu hanya mampu mengirim isyarat. Namun pahamilah! Tidak semua orang mampu membaca isyaratmu. Sekali-sekali katakanlah dengan jelas kepada mereka, tekan opsi ‘panggil’ saat membuka daftar nomor kontak yang ada di ponselmu itu! Jangan hanya menggunakan fitur musik dan radio saja.
Atau…. Ego memang masih berada di atas segalanya?
Ataukah kamu masih merasa kurang berharga di mata mereka?
Nona, apakah di dalam dirimu itu tidak ada setitik pun rasa percaya diri yang tersisa karena sudah ditinggalkan? Kamu
berharga, ijinkan saya mengatakannya. Untuk kebangkitan rasa percaya dirimu. Juga untuk nurani saya sendiri karena ingin mengatakan hal jujur. Serta untuk kamu sendiri, seorang gadis yang menginginkan rentetan kata-kata yang ditujukan padanya.
Kamu tidak sendirian. Kamu hanya perlu bicara. Kamu ada.
Dari,
Gadis Balkon lain.
thisisdian 